Palapa Ring Timur Jangkau 35 Kabupaten/Kota di Empat Provinsi - Berita Papua

Breaking

Selasa, 13 Oktober 2020

Palapa Ring Timur Jangkau 35 Kabupaten/Kota di Empat Provinsi



Palapa Ring atau tol langit telah sukses diresmikan oleh Presiden Jokowi pada akhir tahun lalu.

Peristiwa itu merupakan momentum besar bagi Indonesia karena untuk pertama kalinya 514 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia telah terhubung dengan jaringan serat optik nasional dan tower microwave.

Pemerintah berharap dengan rampungnya proyek nasional yang dibangun oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan juga Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) ini dengan tujuan untuk pemerataan akses telekomunikasi dan informasi di seluruh Indonesia bisa terwujud, khususnya daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) dan memutus ketimpangan digital.

Penggelaran Palapa Ring terbagi menjadi tiga paket tahap, yakni Palapa Ring Barat meliputi wilayah Riau dan kepulauan Riau (sampai dengan Natuna) yang rampung digelar pada Maret 2018.

Palapa Ring Tengah mencakup wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai kepulauan Sangihe-Talaud) selesai digelar pada Desember 2018.

Terakhir Palapa Ring Timur yang menjangkau wilayah NTT, Maluku, Papua Barat dan Papua yang saat ini telah selesai juga konstruksinya dan sudah diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi di Istana Negara tanggal 14 Oktober 2019.

Pada tol langit paket timur ini terdapat 9 proyek yang sedang berjalan, yaitu proyek 9 sampai proyek 17. Hingga September 2020 total utilisasi dari ke 9 proyek ini telah mencapai 14% untuk utilisasi Fiber Optic dan 45% untuk utilisasi microwave.

Rendahnya utilisasi yang dialami oleh Palapa Ring Timur saat ini memiliki beberapa sebab, yang pertama adalah kurangnya peran penyedia layanan telekomunikasi.

Perlu dipahami bahwa Palapa Ring Timur hanyalah penyedia backbone serat optik, namun guna menghadirkan akses internet cepat bagi masyarakat dibutuhkan peran operator telekomunikasi.

Sayangnya, kebanyakan operator yang ada di Indonesia memiliki banyak pertimbangan sebelum masuk ke suatu area komersil baru, misalnya jumlah populasi penduduk, potensi pengguna data, potensi ekonomi daerah, skala ekonomi masyarakat, dan nilai strategis suatu wilayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar