Kedok Benny Wenda Terbongkar - Berita Papua

Breaking

Senin, 06 Januari 2020

Kedok Benny Wenda Terbongkar

Kedok Benny Wenda Terbongkar

Penyerahan Petisi Rakyat Papua Barat yang dilakukan aktivis Papua merdeka Benny Wenda kepada Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) adalah jebakan dan tipuan semata. Petisi tersebut diklaim sepihak telah ditandatangani oleh 1,8 juta orang Papua. Namun sampai saat ini, ia tidak pernah secara detail menjelaskan isi petisi tersebut.

Sebelum lebih jauh mengkritisi keabsahan petisi tersebut, perlu dicatat bahwa Benny Wenda adalah pelaku kriminal. Pada 2002 silam, Pengadilan Negeri Jayapura menjatuhkan vonis penjara kepadanya setelah terbukti secara sah menjadi otak pembunuhan seorang anggota polisi asal Sentani. Ia juga terbukti sebagai pelaku pembakaran kantor polisi di Abepura setahun sebelumnya.

Ia kemudian kabur dari penjara dan melarikan diri ke Papua Nugini (PNG), ia kemudian mendapat suaka dari Pemerintah Inggris. Meski telah hidup mewah dalam pelariannya di Oxford, namun tidak membuat ia lepas dari statusnya sebagai pelaku kriminal. Dalam pelariannya itu, Benny Wenda kemudian aktif mengampanyekan informasi yang tidak benar tentang Papua hari ini kepada dunia internasional.

Yang terbaru, ia melakukan permufakatan jahat dengan delegasi Vanuatu untuk menipu Komisioner Komisi Tinggi HAM PBB Michelle Bachelet. Ia disusupkan oleh rombongan delegasi Vanuatu saat pembahasan laporan penegakan HAM tahunan (Universal Periodic Review) Vanuatu oleh KTHAM PBB di Jenewa.

Alih-alih mendapat simpati internasional, justru aksi manipulatif yang dilakukan Benny Wenda dengan bantuan Vanuatu semakin membuka mata PBB dan publik internasional bahwa dia dengan organisasi United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) adalah manipulator besar yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, yaitu memisahkan Papua dari Indonesia.

Aksinya bersama delegasi Vanuatu yang telah menipu KTHAM, jelas melecehkan PBB dan sangat bertentangan dengan etika dan protokol internasional. Ini juga telah menunjukkan kelas mereka berdiplomasi yang tidak menghargai PBB dan tataran diplomasi di level internasional.

Pesan paling penting yang ditangkap oleh publik internasional dari peristiwa ini adalah Benny Wenda seorang manipulator. Insiden memalukan itu akhirnya membuka mata publik internasional bahwa ia bukanlah orang yang layak dipercaya. Klaim 1,8 juta tanda tangan patut dipertanyakan, mengingat saat ini jumlah orang asli Papua (OAP) dewasa yang diklaim sebagai penanda tangan belum sebanyak itu.

Hal lain yang patut diragukan kebenarannya mengenai waktu pengumpulan tanda tangan yang hanya beberapa bulan, sementara wilayah Papua sangat luas dengan alam yang sulit ditempuh. Publikasi kondisi Kabupaten Nduga pascapembantaian barbar yang dilakukan TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya yang disebarkan Benny Wenda melalui akun twitternya. (akun twitter Benny Wenda)

Dalam pelariannya di luar negeri, Benny Wenda berusaha membohongi publik internasional dengan isu manipulatif genosida di Papua. Tentu belum hilang dari ingatan publik internasional, awal Desember 2018, ketika sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Egianus Kogoya membantai secara biadab warga sipil di Distrik (kecamatan) Yigi, Kabupaten Nduga.

Benny Wenda juga melakukan kampanye manipulatif mengenai kondisi Kabupaten Nduga pasca pembantaian warga sipil yang dilakukan TPN-OPM pimpinan Egianus Kogoya. Ia menuding Pemerintah Indonesia melancarkan operasi militer dan menyebut aparat TNI-Polri menggunakan bom fosfor, senjata kimia terlarang. Kebohongannya tersebut bisa terendus dari data yang tidak sinkron yang disampaikan.

Alih-alih mendapat simpati internasional, terbongkarnya kebohongan yang dikampanyekan Benny Wenda, bukan tidak mungkin akan mendorong publik internasional justru mendesak PBB menjadikan OPM dan sayap militernya TPNPB sebagai organisasi teroris internasional. Faktanya, puluhan warga sipil terbunuh secara sadis oleh kelompok ini, belum lagi aksi penyanderaan, penyerangan terhadap tenaga guru dan petugas kesehatan di sejumlah wilayah Papua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar