Hebat! Guru Papua Bangun Start Up Pendidikan - Berita Papua

Breaking

Selasa, 07 Januari 2020

Hebat! Guru Papua Bangun Start Up Pendidikan

Guru Papua Bangun Start Up Pendidikan

Hi, Saya Sigit Arifianto, Founder Lister - PT Aegis Digital Indonesia - Platform Pelatihan Bahasa Online Dua Arah.
.
Tahun 2016 saya mengajar di pedalaman Papua selama satu tahun. Dari sana timbul kecintaan saya pada dunia pendidikan. Kemudian keadaan memaksa saya berubah dari seorang guru menjadi pengusaha di Jakarta.
.
Selama jadi guru saya selalu menanamkan mimpi kepada anak-anak untuk melanjutkan pendidikan hingga ke luar negeri lalu pulang membawa ilmu untuk bangun Indonesia. Tapi kemudian saya menyadari ada gap pendidikan yang sangat jauh antara daerah dan kota besar di Indonesia. Mengingat latar belakang saya adalah anak rantau dari kecamatan kecil di Bengkulu, bagi kami warga di daerah berkuliah di luar negeri hanya mimpi semata karena tidak ada akses untuk itu.
.
Jadi saya mendirikan PT Aegis Digital Indonesia (Lister.id). Sebuah platform kursus online yang mudah di akses sekaligus terjangkau untuk membantu anak-anak muda Indonesia meraih mimpi berkuliah di luar negeri
.
Bersama Lister kami berjuang untuk mendigitalisasi proses pembelajaran bahasa, membuat konten pembelajaran interaktif & sekaligus menyediakan bimbingan beasiswa luar negeri gratis
.
Jadi jika anda mempunyai mimpi berkuliah di laur negeri atau tertarik bergabung bersama kami mewujukan impian agar lebih banyak anak-anak Indonesia bisa berkuliah di luar negeri, mari menjadi bagian dari Lister..
.
Sebelumnya, Papua sudah menjadi tanah impian bagiku. Tanah yang suatu hari harus aku datangi. Demi mewujudkan impian itu, pada tahun 2016 aku meninggalkan karirku di salah satu perusahaan keuangan multinasional di Jakarta untuk menjadi guru relawan selama satu tahun di Pedalaman Papua
.
Aku mendapat kesempatan untuk mengajar di daerah perbatasan langsung Indonesia dengan negara Papua Nugini. Tepatnya Aku mengajar di SD Inpres Pepera yang terletak di Kampung Abitpasik, Distrik Pepera. Sejak otonomi khusus papua menggunakan istilah kampung sebagai pengganti desa dan distrik untuk kecamatan
.
Kampung Abitpasik adalah kampung di tengah pegunungan jayawijaya, kampungku belum ada listrik & sinyal. Makanan pokok kami ubi & keladi. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani. Warga kampungku semua suku asli Papua & hanya beberapa orang yg bisa berbahasa indonesia. Warga sangat baik dan toleran
.
Keberadaanku di Papua tidak lain atas niat kemanusiaan. Tak ada yang kuinginkan selain dari melihat Orang Papua maju. Selalu terbayang olehku di masa depan, Papua yang damai dengan generasi penerus yang terpelajar. Selama satu tahun aku mengabdi di tapal batas bumi cendrawasih, mengisi hari-hariku dengan mengajar anak-anak negeri
.
Sedikit demi sedikit mulai kupahami banyak hal yang selama ini selalu menjadi pertanyaan, terutama alasan mengapa Papua tertinggal. Ternyata Tanah Papua memiliki keistimewaan sehingga diperlukan pendekatan kultur agar pembangunan dan pendidikan bisa berjalan. Sedikit demi sedikit pula Papua merubah cara pandangku akan kehidupan.
.
Dan cerita tentang langkah kecilku menggapai impian itu serta upayaku memahami hidup & keunikan papua ini, coba Aku coba bagikan lewat sosmed agar makin banyak orang yang mengenal & peduli Papua.
.
(*Seperti diceritakan dalam akun Sigit Arifianto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar