Pemerintah Genjot Ekspor Produk Perikanan di Papua - Berita Papua

Breaking

Rabu, 05 Februari 2020

Pemerintah Genjot Ekspor Produk Perikanan di Papua

Pemerintah Genjot Ekspor Produk Perikanan di Papua

Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Kabupaten Mimika di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Paumako, Papua sudah berhasil mengekspor kepiting ke sejumlah negara, seperti Malaysia dan Singapura. Pada Desember 2019, SKPT yang dibangun pada 2016 itu mengekspor 476 ekor kepiting ke Singapura senilai Rp 133 juta dan 120 ekor ke Malaysia dengan nilai Rp 33 juta.
.
“Pada awal Januari 2020, SKPT Mimika mengekspor 1.380 ekor kepiting hidup ke Malaysia dengan nilai Rp 386 juta,” kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Agus Suherman.
.
Menurut Agus, SKPT Mimika telah memberikan dampak positif dan memiliki efek pengganda (multiplier effect) bagi kegiatan ekonomi di sekitar pelabuhan. “SKPT Mimika juga telah menjadi daya tarik bagi kapal-kapal ikan berukuran besar untuk singgah dan melakukan aktivitas bongkar muat hasil perikanan,” tutur dia.
.
Produksi ikan pada 2016-2019 di SKPT Mimika pun menunjukkan peningkatan yang signifikan. Volume produksi di SKPT Mimika pada 2016 hanya 4.907 ton, pada 2018 naik menjadi 20.587 ton. “Tahun lalu, sampai November saja, produksinya sudah mencapai 23.999 ton,” ujar dia.
.
Agus menjelaskan, KKP telah memberikan bantuan kapal penangkap ikan beserta alat tangkapnya, cool box, dan sarana pengolahan kepada SKPT Mimika. Bantuan lainnya yaitu chest freezer, ice flake machine, gudang beku kapasitas 100 dan 200 ton, kendaraan berpendingin, mobil crane, serta fasilitas tambat labuh kapal kecil.
.
“Dari laporan dan hasil pengamatan secara langsung, bantuan yang kami berikan sudah termanfaatkan secara optimal di SKPT,” papar dia. Bantuan tersebut, kata Agus, mampu mendorong peningkatan pendapatan rata-rata penerima bantuan sebesar Rp 2 juta per bulan.
.
Awalnya pada musim udang, nelayan hanya menerima pendapatan Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta. Setelah menggunakan bantuan kapal dan alat penangkap ikan, pendapatan nelayan meningkat menjadi Rp 4,5 juta hingga Rp 5 juta.
.
Agus Suherman menambahkan, pemanfaatan bantuan oleh nelayan, seperti kapal dan alat penangkap, mampu meningkatkan volume tangkapan sebanyak 14,04 ton pada Desember 2018 sampai Agustus 2019.
.
Saat ini, menurut Agus Suherman, terdapat tiga pelaku usaha yang menampung hasil tangkapan nelayan, yaitu Koperasi Perikanan Mbiti, UD Arafura, dan BUMN perikanan, PT Perikanan Nusantara (Persero).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar