52 Tahun di Papua, Freeport sudah Investasi banyak ke Papua - Berita Papua

Breaking

Minggu, 19 Januari 2020

52 Tahun di Papua, Freeport sudah Investasi banyak ke Papua

PT Freeport Telah Banyak Berkontribusi Kepada Masyarakat Papua

Anggapan bahwa PT Freeport Indonesia tidak berkontribusi dalam pembangunan di Papua adalah salah besar. Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas buka-bukaan mengenai kiprah perusahaan tersebut selama ini bumi Papua. Selama 52 tahun PTFI berdiri, dirinya mengklaim sudah banyak yang diberikan kepada orang-orang Papua.

"Kalau kita bicara Freeport, perlu saya sampaikan mumpung di hadapan kaum milenial ini, adalah bahwa Freeport Indonesia sejak 21 Desember 2018 itu 51% sudah dimiliki oleh Indonesia. itu sudah resmi lunas dibayar, gak ada nyinyir-nyinyir lagi, udah selesai dan sudah berlangsung selama setahun," tegasnya.

Adapun soal pembangunan di tanah Papua,  PTFI tak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pembangunan manusia dan ekonomi. Khusus untuk infrastruktur, dia bercerita sebelum ada Freeport, di Papua tak ada satu pun infrastruktur.

"Pada saat Freeport baru operasi di Papua tahun 67 dan produksi 73, itu tidak ada apa-apa di sana. Tidak ada satu pun infrastruktur. Jadi memang harus kita bangun dan memang kita bangun bukan hanya untuk kepentingan perusahaan tapi juga untuk kepentingan masyarakat," klaimnya.

Dia memberikan contoh pembangunan Bandara Mimika. Selain itu dia menyebut, lebih dari 3.000 rumah, jembatan, dan berbagai fasilitas umum sudah dibangun PTFI untuk warga Papua.

"Tahun lalu juga kita selesai bangun komplek olahraga yang namanya Mimika sport kompleks. Itu merupakan stadion olahraga atletik yang salah satu terbagus, nanti diserahkan ke pemerintah dalam rangka PON di Papua 2020," urainya.

Di sisi lain, dia juga menyoroti pentingnya pembangunan manusia. Karena itu, PTFI juga membangun 1 rumah sakit dan 5 klinik untuk masyarakat Papua,yang ditujukan untuk masyarakat suku-suku di kabupaten Mimika agar bisa berobat gratis.

Tak hanya itu, puluhan sekolah dari SD sampai SMA juga telah dibangun. Selain itu, PTFI juga rajin menghelat vocational of training yang sejauh ini sudah melibatkan sekitar 4.000 masyarakat asli Papua. Dari jumlah itu, 3.000 di antaranya langsung dipekerjakan sebagai karyawan PTFI. Kini, dia menyebut, 40% karyawan PTFI adalah anak asli Papua.

Pihak OPM hanya menilai PT Freeport dari sisi yang berbeda, OPM menganggap PT Freeport tidak berkontribusi dalam pembangunan di Papua, karena OPM selalu disibukkan dengan pemberontakan dan usahanya memisahkan diri dari Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar