Senangnya Siswa Pedalaman Papua Mendapat Buku - Berita Papua

Breaking

Minggu, 08 Desember 2019

Senangnya Siswa Pedalaman Papua Mendapat Buku

Senangnya Siswa Pedalaman Papua Mendapat Buku

Sulitnya akses buku dan punya guru yang sedikit saat sekolah dulu menjadi beberapa alasan Neas Wanimbo (25) dan dua temannya mendirikan komunitas perpustakaan Hano Wene.
.
Mungkin komunitas literasi semacam ini sudah banyak dijalankan pegiat sosial di beberapa kota besar di Indonesia. Para relawan biasanya mengumpulkan donasi buku lalu membagikannya ke entitas yang lebih membutuhkan.
.
Hal yang sama dilakukan Hano Wene. Namun, beda tantangan selanjutnya bagi Hano Wene ialah bagaimana membawa kumpulan buku tersebut dari Jakarta, sebagai lokasi pengumpulan donasi, ke pedalaman Papua.
.
Pasalnya untuk mendistribusikan kumpulan buku tersebut tak hanya butuh biaya besar, tetapi juga kegigihan para relawannya. Pedalaman Papua hanya bisa ditembus dengan mobil off road dan beberapa malah harus dengan jalan kaki.
.
Saat ini pemerintah tengah melakukan pendekatan politik dengan warga Papua melalui pembangunan infrastruktur. Padahal selain infrastruktur, akses pendidikan warga Papua, terutama yang berada di pedalaman, tak kalah penting untuk diperhatikan.
.
Sebelumnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah meresmikan Sekretariat Percepatan Pembangunan Pendidikan Papua dan Papua Barat di Kantor Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Papua, di Kota Raja, Jayapura, Papua.
.
Hal ini penting untuk mempercepat peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan di Papua dan Papua Barat. Sebab minimnya peningkatan akses pendidikan juga dirasakan sekolah-sekolah yang berada di salah satu pedalaman Papua, tepatnya di Desa Tangma, Kabupaten Yahukimo.
.
Untuk sampai ke Tangma, harus dua kali naik pesawat, yaitu dari Jakarta ke Sentani lalu dengan pesawat lain menuju Wamena. Selanjutnya Desa Tangma hanya bisa ditembus dengan mobil offroad atau cara lain dengan berjalan kaki selama 10 jam seperti yang biasa dilakukan warga setempat.
.
Sulitnya akses jalan menuju Tangma sebanding dengan pemandangan pegunungan yang indah maupun kehangatan pengurus sekolah yang menyambut. Sayangnya, saat itu, pascakerusuhan di Wamena berimbas pada keamanan dan kewaspadaan warga sekitar Tangma.
.
Kata Kepala Sekolah SD YPPGI Anike Tenouye (37), semua sekolah di Wamena maupun Yahukimo diliburkan sementara demi keamanan dan akan mulai aktif kembali awal tahun 2020. Beberapa murid dari pedalaman yang lebih jauh juga memilih untuk tinggal di rumahnya.
.
Biasanya, kata Anike, sekitar 400 murid ramai bermain di halaman sekolah dan memadati ruangan yang terbuat dari papan tersebut. Meskipun begitu, beberapa murid yang tersisa, pemuda setempat, dan pengurus sekolah begitu antusias saat rombongan tiba dengan karung-karung berisi buku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar