Masyarakat Papua Sambut Natal Dengan Suka Cita - Berita Papua

Breaking

Selasa, 10 Desember 2019

Masyarakat Papua Sambut Natal Dengan Suka Cita

Masyarakat Papua Sambut Natal Dengan Suka Cita

Masyarakat Papua dan Papua Barat tidak tertarik dengan perayaan kelompok separatis, menurut mereka Desember adalah bulan suci yang di dalamnya terdapat hari Natal.

1 Desember juga merupakan hari penting di Papua, di mana hari tersebut merupakan hari pembuka untuk merayakan Natal bagi umat Kristen dan Katolik.

Hari itu juga menjadi hari lahir dari Organisasi Papua Merdeka, dan hal ini patut diwaspadai karena berkaitan dengan upaya-upaya menaikkan bendera bintang kejora dan upaya melakukan demonstrasi.

Pada kesempatan berbeda, ketua wilayah adat La Pago Agus Rawa Kogoya menghimbau kepada seluruh masyarakat Papua agar tidak terhasut dengan rencana OPM pada 1 Desember 2019.

Agus menilai, selama bulan Desember semestinya masyarakat Papua, khususnya umat kristiani, lebih mempersiapkan dalam menyambut Natal yang akan dirayakan pada 25 Desember 2019 dan Tahun Baru 2020.

Dirinya juga telah menyampaikan bahwa Papua adalah tanah damai dan hal ini sudah menjadi komitmen bersama sehingga patut disepakati dan diindahkan dengan tidak membuat kegaduhan ataupun menyebarkan informasi yang tidak benar.

Apalagi Desember adalah bulan untuk persiapan perayaan Natal bagi umat Kristiani. Sehingga jangan sampai kedamaian natal dipengaruhi oleh isu murahan.

Menurutnya daripada membuat aksi atau orasi-orasi yang bisa memancing kerusuhan lebih baik masyarakat berdoa di rumah masing-masing. Apalagi dalam tiga bulan terakhir ini situasi di Papua tengah dalam situasi pemulihan pasca aksi anarkis di sejumlah daerah.

Pada kesempatan berbeda, tokoh Agama Pdt. Albert Yoku mengajak masyarakat agar menghindari segala sesuatu yang dapat menimbulkan kerusuhan atau kekacauan di Bumi Cenderawasih.

Ia menghimbau kepada seluruh masyarakat bumi Cenderawasih untuk senantiasa bersikap bijaksana dan cermat dalam menerima informasi sebelum mengikuti ajakan yang bisa membuat kegaduhan atau konflik yang bisa memakan korban.

Kesakralan bulan desember tentu harus dijaga dengan senantiasa tidak mudah terpancing provokasi ataupun tidak menyebarkan sesuatu yang berujung pada konflik antar anak bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar